3.02.2011

makalah logisti


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG .
Menurut Undang – Undang No:44 tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009 Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan dan gawat darurat  serta merupakan suatu organisasi sosial terintegrasi yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan lengkap bagi masyarakat meliputi kuratif,promotif,rehabilitatif dan preventif yang dilaksanakan secara menyeluruh ,terpadu dan berkesinambungan .
Paket yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu dirumah sakit adalah kegiatan pelayanan farmasi rumah sakit ,hal tersebut diperjelas dalam keputusan Menteri Kesehatan No: 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit ,yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan pasien,penyedian obat yang bermutu,termasuk pelayanan farmasi klinik,yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat  serta farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar dirumah sakit .
Pelayanan farmasi rumah sakit saat ini masih bersifat konvensional yang berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistristribusian namun dengan tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi mengharuskan adanya perubahan yaitu dari drug oriented ke patient oriented dengan filosofi Pharmaceutical care ( Pelayanan farmasi ) dan tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan .
Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai Pelayanan Farmasi Rumah Sakit ,Administrasi dan Pengelolaan serta Kebijakan dan Prosedur  obat –obatan ,bahan habis pakai serta alat kesehatan  di Rumah Sakit H Abdul Manap Kota Jambi .
I.2.Tujuan
-       Mengetahui lebih lanjut mengenai standar pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien .
-       Mengetahui upaya peningkatan mutu pelayanan farmasi sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien .
-       Mengkaji lebih lanjut hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pelayanan farmasi di Rumah Sakit H.abdul Manap kota jambi



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1.FALSAFAH PELAYANAN FARMASI
II.1.1.Sesuai dengan SK Menkes No: 1333/Menkes/SK/XII/199 tentang standar  pelayanan rumah sakit ,dengan tugas pokok pelayan farmasi :                                                                                                                                   
·         Melangsungkan pelayan farmasi optimal yang optimal .                                                                                                      
·         Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.
·         Melaksanakan komunikasi,informasi dan edukasi ( KIE ).                                                                                                     
·         Memberikan pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu dan pelayanan farmasi .
·         Melakukan pengawasan berdasarkan aturan – aturan yang berlaku .
·         Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dibidang farmasi .
·         Mengadakan penelitian dan pengembangan di farmasi .
·         Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit .
II.1.2.Fungsi Pelayanan  farmasi.
II.1.2.1. Farmasi Pengelolan Pelayanan.
·         Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
·         Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal .
·         Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
·         Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi pelayanan kesehatan rumah sakit .
·         Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuam yang berlaku .
·         Menyimpan perbekalan farmasi dengan spesifikasi farmasi dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian .
·         Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit – unit pelayanan rumah sakit .
II.1.2.2.Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan .
·         Mengkaji instruksi pengobatan atau resep pasien .
o   Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan .
o   Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan .
o   Memantau efektifitas dan keamanan alat kesehatan .
o   Memberikan efektifitas dan keamanan alat kesehatan .
o   Memberikan informasi kepada petugas kesehatan ,pasien atau warga .
o   Memberi konseling kepada pasien dan keluarga .
o   Melakukan pencampuran obat suntik .
o   Melakukan penyiapan nutisi parenteral .
o   Melakukan penanganan obat kanker .
o   Melakukan penentu kadar obat dalam darah .
o   Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
o   Melaporkan setiap kegiatan .

II.2.ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN .
II.2.1.Bagan Organisasi .
Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas ,koordinasi dan kewenangan serta fungsi kerangka organisasi minimal mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan perbekalan,pelayanan farmasi klinik danh majemen mutu dan harus selalu dinamis sesuai perubahan yang dilakukan dan tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan .
II.2.2.Peran Lintas Terkait dalam pelayanan farmasi rumah sakit .
II.2.2.1.Panitia Farmasi dan Terapi .
Panitia farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi,sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi – spsialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit serta tenaga kesehatan lainnya .
Tujuan :
·            menerbitkan kebijakan – kebijakan mengenai pemilihan obat,penggunaan obat serta evaluasinya .
·            Melengkapi staf profesional dibidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan ( merujuk pada SK Dirjen Yanmed nomor YM.00.03.2..951 )
II.2.2.2.Panitia Pengendalian Infeksi Rumah sakit .
Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit adalah organisasi yang terdiri dari staff medis,apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya .
Tujuan :
·         Menunjang pembuatan pedoman pencegahan infeksi ,
·         Memberikan informasi untuk menetapkan disinfektan yang akan digunakan dirumah sakit .
·         Melaksanakan pendidikan tentang pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit .
·         Melaksanakan penelitian surveilans infeksi nosokomial di rumah sakit .
II.2.2.3.Panitia Lain Yang Terkait dengan Tugas farmasi Rumah Sakit .
Apoteker juga berperan dalam tim/panitia yang menyangkut dengan pengobatan antara lain :
·         Panitian Mutu Pelayanan kesehatan Rumah Sakit .
·         Tim perawatan paliatif dan bebas nyeri .
·         Tim Penaggulangan AIDS.
·         Tim Transpantasi .
·         Tim PKMRS .dll.
II.2.3.Adminstrasi dan Pelaporan .
Administrasi perbekalan farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusuan laporan yang berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin  atau tidak rutin dalam periode bulanan,triwulanan,semesteran atau tahunan .
Administrasi keuangan pelayanan farmasi merupakan pengaturan anggaran ,pengendalian dan analisa biaya ,pengumpulan informasi keuangan,penyiapan laporan,penggunaan laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan pelayanan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan,triwulanan,semesteran atau tahuan .
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa,rusak,mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku .
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi,tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan .
Tujuan Administrasi :
·         Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi .
·         Tersedianya informasi yang akurat .
·         Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan .
·         Mendapat data atau laporan yang lengkaap untuk membuat perencanaan .
·         Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelolaa secara efisien dan efektfif .

II.3.KEBIJAKAN DAN PROSEDUR .
II.3.1.Pengelolaan Perbekalan Farmasi .
Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan dimulai dari pemilihan,perencanaan,pengadaan,penerimaan,penyimpanan,pendisribusian,pengendalian,penghapusan,administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan .
Tujuan :
·         Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien .
·         Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan .
·         Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi .
·         Mewujudkan sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna .
·         Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan .
II.3.1.1.Pemilihan .
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit ,identifikasi pemilihan terapi,bentuk dan dosis,menentukan kriteria pemilihan dengan memperioritaskan obat esensial,standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat
Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam panitia farmasi dan terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifas serta jaminan purna transaksi pembelian .
Fungsi Pemilihan :Adalah menetukan apakah perbekalan farmasi benar – benar diperlukan sesuai kriteria yaitu efektif,aman,murah dan bermutu .
Dasar Pemilihan obat :
·         Pola Penyakit .
·         Standar Pelayanan Medik .
·         Standar terapi DOEN.
·         Formularium Rumah Sakit .
·         Pertimabangan berdasarkan Evidence Based medicine ( EBM ).
·         Pertimbangan farmakoekonomi
·         Dasar Pemilihan Alat kesehatan :
·         Data pemakaian .
·         Standar ISO.
·         Harga .
·         Daftar alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Ditjen Binfar dan Alkes .
·         Spesifikasi yang ditetapkan rumah sakit .
·         Keluhan dan Pengalaman User .
II.3.1.2.Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan dalam pemilihan jenis,jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan anggaran,untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkandan dasar – dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain :konsumsi,Epidemiologi,kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia .
Pedoman perencanaan :
·         DOEN,Formularium Rumah sakit,Standar terapi Rumah sakit,Ketentuan setempat yang berlaku .
·         Data catatan mediki .
·         Anggaran yang tersedia .
·         Penetapan Prioritas .
·         Siklus Penyakit .
·         Sisa Persediaan .
·         Data pemakaianb periode yang lalu .
·         rencana pengembangan .
II.3.1.3.Pengadaan ,
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui,melalui :
·         Pembelian secara tender atau secara langsung .
·         Produksi/pembuatan sediaan farmasi :produksi steril dan produksi non steril .
·         Sumbangan/doping / hibah .
Jenis Barang farmasi : Obat ,Alat kesehatan habis pakai ,Antiseptik,reagensia laboratorium,Film Rontgen dan alkes Radiologi ,Alat kedokteran ,alat Perawata.


II.3.1.4.Produksi .
Merupakan kegiatan membuat,merubah bentuk,dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumaah sakit .
Kriterian obat yang diproduksi :
·         sediaan farmasi dengan formula khusus .
·         sediaan farmasi dengan harga murah .
·         sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil .
·         sediaan farmasi yang tidak tersedia dipasaaran..
·         sediaan farmasi untuk penelitian ,
·         sediaan Nutrisi parenteral .
·         Rekonstruksi sediaan obat kanker .
II.3.1.5.Penerimaan .
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian,melalui pembelian langsung,tender,konsinyasi atau sumbangan .Penerimaan dilakukan oleh panitia barang rumah sakit yang terlatih. Dilakukan diruang transito in gudang farmasi oleh petugas yang bertanggung jawab.
Hal – Haal yang harus dicermati dalam penerimaan obat :
·         Pabrik harus mempunyai sertifikat Analisa .
·         Barang harus bersumber dari distributor utama .
·         harus menpunyai Material Safety Data Sheet ( MSDS )
·         Khusus untuk alat kesehatan kedokteran harus mempunyai certivicate of origin ..
·         Expire date minimal 2 tahun .
·         Nama,kadar,jumlah obat dll harus sesuai dengan kontrak .
II.3.1.6.Penyimpanan .
Merupajakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan :
·         Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya .
·         Dibedakan menurut suhunya,kestabilannya .
·         Mudah tidaknya meledak/terbakar .
·         Tahan/tidaknya terhadap cahaya .
Disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan .

II.3.1.7 Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis .
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :
·         Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada .
·         Metode sentralisasi atau desentralisasi .
·         Sistem floor stock,resep individu,dispensing dosis unit atau kombinasi .
II.3.2.Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alatt kesehatan .
Adalah pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat n dan alat kesehatan sesuai indikasi.efektif,aman dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan,keahlian ,ketrampilan dan perilaku apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya .
Tujuannya :
·         Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di Rumah Sakit .
·         Memberikan pelayanan farmasi yang dapat menjamin efektifitas,keamanan dan efisiensi penggunaan obat .
·         Meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang terkait dalam pelayanan farmasi .
·         Melaksanakan kebijakan obat dirumah sakit dalam rangka meningkatkan penggunaan obat secara rasional .
Kegiatannya :
·         Pengkajian resef  yaitu seleksi persyaratan adaministrasi,persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan .
·         Dispensing yaitu validasi,interprestasi,menyiapkan/meracik obat,memberikanlabel/etiket,penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai serta sistem dokumentasi .
·         Pemantauan dan pelaporan efek samping obat yaitu pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal .
·         Pelayanan Informasi obat yaitu pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,tidak bias dan terkini .
·         Konseling yaitu merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan maupun rawat inap .
·         Pemantauan kadar obat dalam darah yaitu melakukan pemeriksa kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit .
·         Ronde/Visite Pasien yaitu kunjungan kepasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya .
·         Pengkajian penggunaan obat yaitu evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat – obat yang digunakan sesuai indikasi,efektif ,aman danh terjangkau oleh pasien .


BAB III .
PENGELOLAAN LOGISTIK FARMASI DI RSUD H.ABDUL MANAP
KOTA JAMBI.
A.Gambaran Umum Rumah Sakit H Abdul manap Kota Jambi .
Lokasi Rumah sakit H Abdul manap kota jambi terletak dikelurahan mayang mangurai kecamatan kotabaru Jambi,berdiri tahun 2008 dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C ,yang mempunyai pelayanan medik spesialistik dasar ( peny dalam ,peny kebidanan dan kandungan ,peny anak ,spesialitik bedah dan mata ) dengan kapasitas tempat tidur 185 buah serta hasil cakupan kegiatan Installasi farmasi pada tahun 2010

No
Uraian
Umum
Jamkesmas
Jamkesda
Jamsostek
Jumlah
1
Jumlah Lembar R/
8152
5423
3807
134
17.516
2
Jumlah R/
29567
23218
15716
490
68.991
3
Generik per R/
16517
17194
11575
174
45.460
Jumlah
54236
45835
31098
798
131.967
Tabel .1. Kunjungan berdasarkan status pasien RSUD H Abdul Manap kota Jambi .
No
Uraian
Rawat Inap
Rawat Jalan
IGD
Jumlah
1
Jumlah Kamar
10393
5104
2019
17516
2
Jumlah R/
45936
15846
7209
68991
3
Generik per R/
25586
14517
5357
45460
Jumlah
81915
35467
14585
131.967
Tabel .2.Kunjungan kegiatan farmasi  RSUD H Abdul Manap Kota Jambi.

B.Ketenagaan di Instalasi RSUD H Abdul manap Kota jambi .
·         Gudang Farmasi           : 1 org Apoteker Ka GF, 1 org D3 farmasi dan 1 org Asisten
  Apoteker .
·         Installasi Farmasi         : -.1 org Apoteker ( Ka.Installasi ) dibantu oleh :
·         Rawat Jalan                 : 2 Org ,Rawat Inap dan Pelayanan 24 Jam : 10 org .
·         Administrasi                : 1 Org .






C.Fasilitas dan Peralatan
·         Gudang farmasi mempunyai : 1 unit lemari penyimpanan obat ,1 unit komputer .
·         Apotik : 1 Unit lemari penyimpanan obat – obatan psikotropika .
  1 Unit lemari dan meja penyimpanan dan pendistribusian rawat jalan .
  4 Unit lemari penyimpanan obat – obatan berdasarkan status obat 
      (APBD,Jamkesmas ,Jamkesmasda dan Askes) .
  1 Unit lemari peracikan obat-obatan pasien rawat inap .
·         Rawat Inap :1 Unit lemari penyimpanan obat-obatan di kls I.II.III dan OK .

D.Pengelolaan farmasi
·         Perencanaan obat –obatan ,bahan habis pakai disesuaikan dengan anggaran yang tersedia yang berpedoman pada DOEN ,standar pelayanan medik,sisa persediaan tahun lalu ,siklus penyakit dengan metode konsumsi dan epidemiologi dan dasar pemilihan alat kesehatan (Alkes ) data pemakaian dan spesipikasi yang ditetapkan RS dengan acuan Ditjen Binfar dan Alkes .
·         Pengadaan dilakukan secara tender oleh panitia pengadaan RS yang telah mempunyai sertifikasi pengadaan barang dan jasa .
·         Penerimaan ,perbekalan farmasi yang telah dilaksanakan melalui pembelian langsung,tender dan diterima oleh petugas penerima barang rumah sakit melalui sehingga persyaratan penerimaan obat-obatan ,bhp serta alkes telah memenuhi pedoman perbekalan farmasi .
·         Penyimpanan berdasarkan kelas terapi ,bentuk sediaan,jenisnya,suhunya dan alfabetis ,dengan menerapkan sistem FIFO dan FEFO .
·         Pendistribusian Obat – obatan ,BHP dan Alkes untuk memenuhi kebutuhan  Pelayanan pasien rawat rawat inap ,gawat darurat ,OK dan Anastesi dengan pendistribusian ,persediaan lengkap diruangan yang diampra setiap hari senin ,resep perorangan dan sistem unit dosis dan untuk memenuhi pasien rawat jalan berdasarkan sistem resep perorangan.


BAB IV
MASALAH DAN PEMBAHASAN
A.Ketenagaan di Instalasi RSUD H Abdul manap Kota jambi .
Penyelenggaraan personalia pelayanan kefarmasian RSUD H Abdul manap kota jambi bila dilihat dari data ketenagaaan telah memenuhi aspek hukum ,strata pendidikan namun masih belum memenuhi persyaratan kualifikasi bila dilihat dari jumlah tempat tidur karena idealnya untuk pelayanan kefarmasian 30 tempat tidur adalah = 1 Apoteker dan untuk menduduki posisi seperti ,jabatan kepala Installasi farmasi rumah sakit adalah seseorang yang telah menduduki atau menjalankan kefarmasian di rumah sakit minimal 2 tahun sedangkan RSUD H Abdul Manap tenaga Apoteker  hanya 2 orang dan kepala Installasi sebelumnya baru mempunyai pengalaman sebagai staff pelayanan kefarmasian di puskesmas . kualitas dan rasio kuantitas belum sesuai dengan beban kerja serta  pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat-obatan ,bhp dan alkes ada yang belum sesuai seperti ronde/visite pasien .
B.Fasilitas dan Peralatan
·         Digudang farmasi fasilitas bangunan luas dan cukup serta dengan suhu ruangan ber AC namun masih ada kekurangan peralatan seperti lemari penyimpanan obat – obatan,bhp dan alkes digudang farmasi  dengan jumlah item obat sebanyak ....jenis hanya mempunyai 1 lemari obat sehingga penyimpanan obat tersebut disusun diatas lantai beralas kardus berdasarkan abjad dan kadaluarsa dari jenis obat sedangkan rawat jalan adanya lemari penyimpanan yang tidak terkunci .                                         
·         Untuk apotik sanitasi,tempratur ,sinar/cahaya,kelembaban,fentilasi sudah cukup baik namun antara ruang produksi dan ruang penyimpanan masih bersatu hanya dipisahkan pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap sedangkan sarana lainnya belum lengkap  seperti DOEN yang ada tahun lalu ,buku farmokologi dan gelas ukur tidak ada.
·         Untuk peralatan kantor baik digudang farmasi maupun apotik ,bila ditinjau dari berdirinya Rumah sakit maka dapat dikatakan telah  mencukupi seperti adanya ,furniture, Komputer, ATK ,telpon .TV namun penyediaan atk terlambat .
C.Pengelolaan farmasi
·         Perencanaan penyediaan obat-obatan ,BHP dan Alat Kesehatan untuk sumber dana APBD berdasarkan dengan dana yang  tersedia dan mengacu pada pemakaian tahun lalu ( pola konsumsi ) sedangkan untuk obat-obatan dengan status jamkesmas,jamkesmasda serta askes perhitungan berdasarkan formularium dan DPHO namun yang jadi kendala pada obat,alkes dengan sumber dana APBD lamanya proses tender sehingga suplay dan distribusi tidak seimbang sedangkan untuk pasien jaminan lainnya tidak mempunyai stock awal dari pada pelaksanaan jaminan tersebut sehingga rumah sakit harus menyediakan terlebih dahulu sementara pengklaiman yang tidak setiap bulannya dan adanya beberapa jenis obat yang diperlukan oleh pasien tapi tidak dapat diklaim pada asuransi tersebut seperti Alkes .
·         Pengadaan ,melalui tender yang dikoordinir oleh panitia pengadaan yang bersertifikasi barang dan jasa dan perencanaannya telah melibatkan ka Installasi dan penerimaan barang ke gudang farmasi serta  panitia penerimaan telah melibatkan ahli madya farmasi , dari tender sebelumnya terdapat beberapa barang yang expire date .2,4%  (.Exp 6.dari jumlah 250 ) .hal tersebut dikarenakan tahun pertama berdirinya rumah sakit perencanaan diadakan berdasarkan perkiraan serta  ada jenis barang farmasi yang perencanaan ,penerimaannya tidak melibatkan farmasi seperti :reagensia laboratorium ,alat kedokteran ,flim rontgen dan alkes radiologi namun langsung dikoordinir dibawah penunjang medik rumah sakit dan ka installasi laboratorium dan radiologi rumah sakit .
·         Penerimaan karena telah diproses oleh panitia pengadaaan yang bersertifikasi sehingga obat-obatan , bhp dan akles yang diterima bersumber dari distributor dengan expire date minimal 2 tahun dan khusus untuk alat kesehatan kedokteran telah mempunyai certivicate of origin .
·         Penyimpanan belum optimal seperti rak-rak menyimpanan di gudang farmasi maupun di apotik rumah sakit karena pengadaan obat-obatan ,bhp serta alkes rumah sakit pada tahun pertama rumah sakit beroperasional belum berdasarkan pola konsumsi ,epidemiologi namun berdasarkan perkiraan dan belum adanya formularium rumah sakit serta DPHO .
·         Pendistribusian Obat – obatan ,BHP dan Alkes telah mempertimbangkan metode sentrslisasi atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap diruangan dan unit dosis bagi pasien rawat inap ,OK  dan  untuk pelayanan pada pasien rawat jalan serta emergency dengan resep sistem perorangan namun adanya stock obat yang tidak ada sehingga untuk memenuhi ataupun menunjang pelayanan farmasi tersebut petugas yang berjaga harus mencarikan obat-obatan ,bhp ataupun alkes dalam memenuhi pelayanan tersebut .


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
·         Ketenagaan di Instalasi RSUD H Abdul manap Kota jambi .
Pengembangan sumber daya manusia installasi Farmasi Rumah sakit untuk meningkatkan potensi dan produktifitas belum optimal dengan belum memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi perhitungan beban kerja seperti pada kegiatan :Kapasitas tempat tidur dan BOR ,jumlah resep ,volume perbekalan farmasi, idealnya antara tempat tidur dan pelayanan farmasi rumah sakit umum daerah H Abdul manap kota jambi .
·         Fasilitas dan Peralatan
Peralatan dan fasilitas untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian di rumah sakit H Abdul Manap kota jambi masih belum  memenuhi ketentuan dan Undang – Undang kefarmasiaan yang berlaku mengingat rumah sakit tersebut merupakan pusat rujukan dikota jambi dengan kapasitas 185 tempat tidur dan ditunjang dengan kemampuan pelayan medik spesialistik dasar serta adanya kerjasama pelayanan medik terhadap asuransi – asuransi
·         Pengelolaan farmasi
Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan siklus kegiatan yang diperlukan dalam mengelola perbekalan farmasi ,penerapan farmako ekonomi ,meningkatkan kemampuan tenaga farmasi untuk mewujudkan sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna dalam pengendalian mutu pelayanan belum adanya  hasil pengawasan,penilaian , observasi terhadap pelayanan farmasi dalam memuaskan pelanggan dan hasil pengendalian mutu .
 
B.Saran .
Berdasarkan kesimpulan diatas ,maka dapat dikemukakan beberapa saran dalam upaya meningkat kualitas pelayanan kefarmasian yaitu :
·         Memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi perhitungan beban kerja maka perlu dilaksanakan penambahan tenaga kerja dalam menunjang pekerjaan kefarmasian ,pekerjaan administrasi maupun pembantu pelaksana dan penambahan pengetahuan sesuai dengan tanggung jawab kerja serta peningkatan ketrampilan sesui dengan tugas .
·         Perlu ada pengawasan dalam memenuhi persyaratan  fasilitas dan peralatan dalam terselenggaranya asuhan kefarmasian .
·         Perlu ditingkatkan pengelolaan perbekalan farmasi sebagai upaya pengelolan yang efektif dan efisien serta terwujudnya sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar