3.05.2011

PROPOSAL SKRIPSI


A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal ini disebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh melalui proses pendidikan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam memasuki masa depan.
Ujian (Akhir) Nasional UN selama ini diperlakukan semacam upacara ritual tahunan tanpa memberikan pengaruh berarti terhadap upaya dan pengelola serta pelaksanaan pendidikan pada tingkat sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun praktik ujian akhir dapat digunakan untuk memenuhi kualitas pendidikan namun pada umumnya sering bertentangan dengan kenyataan.. Sebagaimana diketahui bahwa realitas pendidikan di Tanah Air sangat beragam, baik itu sarana-prasarana pendidikan, sumber daya guru, dan school leadership. Kualitas pendidikan yang begitu lebar sebagai akibat  dari keterbatasan kemampuan pengelola pendidikan pada tingkat pusat, daerah, dan sekolah semakin menguatkan tuduhan masyarakat selama ini bahwa penggunaan instrumen UN untuk menentukan kelulusan (sertifikasi) dan seleksi berpotensi melanggar keadilan dalam tes.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari dan terkadang juga teramat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi juga terkadang sulit untuk mengadakan konsentrasi.
            Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagai mana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar.
Masalah-masalah pendidikan secara terinci yang kerap kali dihadapi peserta didik antara lain ialah pada awal sekolah, mereka kerap menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajaran, para guru, tata tertib sekolah, lingkungan sekolah dan sebagainya. Dalam proses menjalani program disekolah peserta didik tidak jarang menghadapi kesulitan berupa keraguan memilih bidang studi yang sesuai, memilih mata pelajaran yang cocok. Pada tahun-tahun terakhir mereka dalam suatu sekolah sering kali menghadapi kesulitan-kesulitan berupa konflik dalam pilihan sekolah lanjutan, memilih tempat bimbingan tes yang memadai. ( Abu Ahmadi, 1991: 107-108).
            Tingginya minat siswa-siswi sekolah formal mengikuti bimbingan belajar merupakan simbol ketidakpercayaan siswa dan orangtua siswa terhadap proses pembelajaran di sekolah formal. Karenanya, sekolah harus memperbaiki pelayanannya kepada siswa untuk mengembalikan kepercayaan.
            Pengamat pendidikan yang juga seorang pendidik, St Kartono, mengungkapkan dengan mengikuti bimbingan belajar berarti siswa maupun orangtua siswa yang mengirimkan anak mereka untuk mengikuti bimbingan belajar cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anak mereka bisa lebih berprestasi. Hal itu jelas sangat disayangkan karena beban biaya pendidikan antara lain melalui biaya sumbangan pendidikan yang ditanggung orangtua siswa semakin tinggi, sementara peningkatan mutu yang didengung-dengungkan pihak sekolah tidak dapat dibuktikan hasilnya. Siswa yang ikut bimbingan belajar kebanyakan justru dari sekolah-sekolah yang favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif baik. Ini berarti sekolah gagal meningkatkan mutu mereka. Itu adalah simbol ketidak percayaan terhadap sekolah, akhirnya siswa mengikuti bimbingan belajar agar tetap dapat menjaga prestasi mereka melalui materi yang diberikan bimbingan belajar dengan metode-metode baru. Guru dan sekolah harus bisa mengoreksi cara pembelajaran mereka agar bisa menyenangkan dan memberi layanan pendidikan yang baik sehingga hak siswa tidak tertinggal. Sekolah-sekolah favorit banyak berbicara tentang peningkatan mutu pendidikan dan membebankan hal itu kepada orangtua. Maka mereka harus konsekuen dan bisa memberikan pelayanan pendidikan secara optimal. Karena itulah lembaga bimbingan belajar dengan jeli memanfaatkan peluang dengan memberikan pelayanan pada siswa apa yang tidak bisa diberikan kepada sekolah.
Menurut Yaya Karyana, Direktur Utama Pusat Klinik Pendidikan Indonesia, lembaga pendidikan belajar lebih inovatif dalam soal proses pembelajaran. Ia memberikan contoh pendidikan berbasis teknologi informasi telah lebih dulu dikembangkan bimbingan belajar daripada sekolah formal.
Berbagai cara ditempuh pengelola LBB (Lembaga Bimbingan Belajar) untuk menarik calon siswa. Apalagi mendekati masa kelulusan siswa SD, SMP dan SMA, makin besar saja promosi yang dilakukan. Mulai dari menyebar brosur yang memuat jumlah siswa tahun tertentu yang diterima pada sekolah favorit, memberi jaminan dengan pencapaian skor tertentu pasti bisa di program studi tertentu, hingga memajang foto orang yang diketahui duduk di kepanitiaan SPMB.
Masuk LBB para pelajar biasa menyebut bimbel (bimbingan belajar) memang menjadi tren sejak pertengahan tahun 1990-an. Dari zaman sebelum tahun 1990, saat bimbingan belajar Siky Mulyono mulai dikenal karena begitu agresif memperkenalkan lembaganya sebagai tempat bimbingan belajar yang berhasil membawa peserta kursus masuk ke sekolah favorit, promosi yang dilakukan memang luar biasa. Pengelola bisnis kursus pelajaran sekolah tersebut tahu benar masalah yang satu ini. Mulai dari tidak pede (percaya diri)-nya para orang tua terhadap pelajaran disekolah.
Benarkah peran LBB begitu besar dalam mengasah kemampuan anak terutama agar lolos ujian masuk sekolah favorit, bagaimana dengan janji peserta pasti lulus tes jika ia mampu mencapai skor tertentu saat try oud.
Prof Dr Soesmalijah Soewondo berkata, bohong jika mereka sampai memberikan jaminan semacam itu. Prof Toemin secara tegas juga menyatakan tidak setuju dengan iming-iming seperti itu. Saya tidak percaya sistem drill di bimbingan belajar, biarpun setahun penuh akan meningkatkan kemampuan siswa sehingga sukses mengerjakan soal ujian masuk sekolah. Kemampuan memahami persoalan tak akan terasah dengan cara drill, baik itu yang diadakan di sekolah-sekolah tertentu (biasanya unggulan) maupun di LBB.
Perkembangan bisnis LBB tampaknya tak lepas dari menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan formal. Orang tua merasa tidak puas  terhadap kemampuan yang dicapai anaknya dari belajar di sekolah. Namun apakah dengan bimbingan belajar prestasi siswa akan lebih baik? Bimbingan belajar, lanjut Toemin, hanya dibutuhkan oleh mereka yang malas belajar. Pada pokoknya, belajar tak bisa dengan cara instant karena dengan belajar secara instans tak akan bisa memahami ilmunya, karena pemahaman itu terjadi lewat proses pembelajaran secara terus menerus.
Dengan latar belakang bahwa dengan adanya penetapan nilai minimal kelulusan peserta didik yang ditentukan oleh pemerintah, dengan demikian para orang tua serta siswa merasa perlu menambah jam belajar di luar jam belajar di sekolah formal.
Dari latar belakang diatas, masalah bimbingan belajar terhadap prestasi siswa yang terjadi diluar sekolah, masih perlu diteliti. Dengan demikian penulis ingin meneliti  Apakah bimbingan belajar tersebut bisa meningkatkan prestasi siswa disekolah atau tidak. Dengan demikian penulis berminat melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 194/II Sungai Pinang Bungo”.

B. RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
  1. Adakah Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi siswa di Sekolah?
  2. Seberapa Besar Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Siswa di Sekolah

C. TUJUAN PENELITIAN
            Dari rumusan permasalahan yang ada diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengetahui adakah pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Siswa di Sekolah Dasar Negeri 194/II Sungai Pinang Bungo.
  2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bimbingan Belajar terhadap prestasi siswa di Sekolah Dasar Negeri 194/II Sungai Pinang Bungo.

D. MANFAAT PENELITIAN
  1. Peneliti dapat mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa
  2. Penelitian ini sebagai cakrawala ilmu pengetahuan penulis dalam berkarya khasanah ilmu pengetahuan, disamping sebagai pengalaman yang dapat berguna sebagai bekal apabila ingin berkecimpung didalam lingkungan penelitian
  3. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi kita guna meningkatkan prestasi belajar anak.




E. METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif de-ngan pendekatan fenomelogi.Penelitian kualitatif dalam pendidikan bertujuan mendeskripsikan suatu proses kegi-atan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai kajian lebih lanjut, untuk menemukan kekurangan dan kelemahan sistem dalam program pendidikan, sehi-ngga dapat di ketahui dan dapat menentukan jenis dan upaya penyempurnaannya.

Penelitian ini, juga untuk menganalisa suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya konteks ruang dan waktu serta situasi lin-gkungan pendidikan secara alami. Selain itu penelitian kualitatif dapat di gunakan untuk menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan infornasi yang diperoleh di lapangan sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lan-jut
           







F. TEKHNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya keda-lam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian ini, digunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan induktif dalam menarik kesimpulan dari data yang ada. Artinya peneliti bertolak dari fakta, informasi dan data empiris untuk membangun teori.
Atau berangkat dari kasus-kasus yang bersifat khusus berdasar-kan pengalaman nyata (ucapan atau perilaku subyek penelitian atau situasi lapangan penelitian), untuk kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, atau definisi yang bersifat umum

G. SISTIMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti maka peneliti membuat sistimatika pebahasan sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pene-litian, mamfaat penelitian, serta analisa data sedangkan sub yang tera-khir adalah sistematika pembahasan.
BAB II
Memuat Telaah Pustaka, landasan teori dan studi tentang Bimbingan belajar yang meliputi, Pengertian bimbingan belajar, Tahapan tahapan dalam belajar, Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar, Fungsi bimbingan belajar, Tujuan bimbingan belajar, Manfaat bimbingan belajar, Teknik – teknik bimbingan belajar, Peran guru dalam bimbingan belajar, Prinsip prinsip bimbingan belajar.


BAB III
Bab ini peneliti akan memaparkan seluruh persyaratan dan criteria penulisan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu tekhnik penulisan dengan mengguna-kan sebuah metodologi tertentu berikut tekhnik pengumpulan data atau informasinya.
BAB IV
Memuat tentang gambaran umum subyek penelitian yang meliputi: Gambaran tentang Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 194/II Sungai Pinang Bungo, struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 194/II Sungai Pinang Bungo, dan Prosedur analysis data.
BAB V
Penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang te-lah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat untuk menjadi pertimbangan lebih lanjut.

H. JADWAL PENELITIAN
Penelitian akan di laksanakan selama enam bulan dengan tentative sebagai beri-kkut:
1. Persiapan penelitian (Desain instrumen, uji coba, perizinan, konsul-tasi dll).
2. Pengumpulan data di lapangan.
3. Pengolahan dan analisis data.
4. Penulisan laporan hasil penelitian dan finalisasi






I. DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Mahmu. 2002. Psikologi Kepribadian. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Abu Ahmadi. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Pskologi Belajar (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.

Anas Sudjiono. 1986. Teknik Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: UD Rama.
Badudu dan Zain Sutan Mohammad. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Burhan Bungin. 2005. Metodelogi penelitian. Jakarta: Kencana
Dewa Ketut Sukardi. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
            Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar